SULAWESI TENGAH
SEJARAH:
Wilayah sepanjang pesisir barat Sulawesi Tengah, dari Kaili hingga tolitoli, ditaklukkan oleh Kerajaan Gowa sekitar pertengahan abad ke-16 di bawah kepemimpinan Raja Tunipalangga. Wilayah di sekitar Teluk Palu merupakan pusat dan rute perdagangan yang penting, produsen Minyak Kelapa, dan "pintu masuk" ke pedalaman Sulawesi Tengah. Di sisi lain, daerah Teluk Tomini sebagian besar berada di bawah kekuasaan Kerajaan Parigi. Pada tahun 1824, perwakilan Kerajaan Banawa dan Kerajaan Palu menandatangani Korte Verklaring (Perjanjian Pendek) dengan pemerintah kolonial. Kapal-kapal Belanda mulai sering berlayar di bagian selatan Teluk Tomini setelah tahun 1830.
Sulawesi Tengah baru benar-benar "diperhatikan" oleh Pemerintah Hindia Belanda pada periode tahun 1860-an. Seorang pejabat pemerintah bernama Johannes Cornelis Wilhelmus Diedericus Adrianus van der Wyck, berhasil mengunjungi Danau Poso pada tahun 1865—menjadi orang Eropa dan Belanda pertama yang melakukannya. Langkah ini diikuti oleh pejabat pemerintah lainnya, Willem Jan Maria Michielsen, pada tahun 1869. Wacana untuk menduduki wilayah ini ditolak—merujuk kepada kebijakan anti-ekspansi yang dikeluarkan pemerintah kolonial pada zaman itu. Baru pada tahun 1888, sebagian besar wilayah ini mulai menjalin hubungan dengan pemerintah di Batavia melalui perjanjian pendek yang ditandatangani oleh para raja dan penguasa lokal, sebagai tindakan antisipasi pemerintah terhadap kemungkinan tersebarnya pengaruh politik dan ekonomi Britania Raya di wilayah ini.
Pada periode tersebut, Sulawesi Tengah berada di bawah yurisdiksi Afdeling Gorontalo, yang berpusat di Gorontalo. G. W. W. C. Baron van Höevell,Asisten Residen Gorontalo, khawatir pengaruh Islam yang begitu kuat di Gorontalo akan meluas ke wilayah Sulawesi Tengah—yang saat itu masih belum dimasuki Agama samawi, dan penduduknya sebagian besar masih pagan, penganut animisme, dan memeluk agama suku. Baginya, agama Kristen adalah penyangga yang paling efektif melawan pengaruh Islam. Ia menghubungi lembaga misionaris Belanda, Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG), dan meminta mereka untuk menempatkan seorang misionaris di wilayah ini. Pada tahun 1892, NZG kemudian mengirimkan misionaris bernama Albertus Christiaan Kruyt, yang ditempatkan di Poso. Langkah ini dilanjutkan pada tahun 1894, ketika pemerintah mengangkat Eduard van Duyvenbode Varkevisser, sebagai Kontrolir atau pejabat pemerintah yang akan menjadi pengawas dan pemimpin wilayah di Poso.
LETAK GEOGRAFIS:
Sulawesi Tengah terletak diantara 222 Lintang Utara dan 348 Lintang Selatan, serta 1122 dan 124 22 bujur Timur. Batas-batas wilayah : Sebelah Utara : Laut Sulawesi dan Propinsi Gorontalo. Sebelah Timur : Propinsi Maluku
Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatra, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun yang termasuk curah hujan terendah di Indonesia.
Temperatur berkisar antara 25 sampai 31° Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat kelembaban antara 71 sampai 76%. Di daerah pegunungan suhu dapat mencapai 16 sampai 22' Celsius.
PEREKONOMIAN:
Bencana gempa serta Tsunami yang melanda Donggala dan Palu dipastikan akan berdampak terhadap perekonomian Provinsi Sulawesi Tengah pada 2018. Ditambah lagi terjadinya aksi penjarahan di beberapa daerah dapat memperparah pemulihanekonomi di provinsi dengan luas 61.841 km persegi tersebut.
badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah mencatat pertumbuhan ekonomi provinsi dengan Ibu kota Palu tersebut mencapai 6,24% pada semester pertama 2018. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 5,17%. Bahkan, pada 2015, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sempat tumbuh di atas 15%. Terjadinya bencana Tsunami Palu diperkirakan menghambat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah.
PDRB atas dasar harga berlaku Sulawesi Tengah pada semester I 2018 mencapai Rp 134,24 triliun. Sementara PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp 97,55 triliun dan PDRB/kapita Rp 44.590. Sektor pertanian dan pertambangan merupakan penyumbang PDRB provinsi dengan jumlah penduduk 2,97 juta jiwa, yakni masing-masing sebesar 28,9% dan 12,83% pada tahun lalu.
PEMERINTAHAN:
WISATA: Taman Nasional Taka Bonerate
Taman Nasional Taka Bonerate adalah taman laut yang mempunyai kawasan atol terbesar ketiga di dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa. Luas total dari atol ini 220.000 hektare dengan sebaran terumbu karang mencapai 500 km². Kawasan ini terletak di Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Sejak Tahun 2005 Taman Nasional Taka Bonerate telah di calonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia. Dalam rangkaian Hari jadi Kepulauan Selayar di lokasi ini setiap tahunnya diadakan festival yang bertajuk Sail Taka Bonerate atau sebelumnya disebut Takabonerate Island Expedition. Ada sebanyak lima belas buah pulau di Taman Nasional Taka Bonerate sehingga sangat bagus untuk kegiatan menyelam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya. Topografi kawasan sangat unik dan menarik, di mana atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak. Di antara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal.
WISATA:
Taman Nasional Lore Lindu
Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang terletak di provinsi SulawesiTengah dan salah satu lokasi perlindungan hayati Sulawesi. Taman Nasional Lore Lindu terletak sekitar 60 kilometer selatan Kota Palu dan terletak antara 119°90’ - 120°16’ di sebelah timur dan 1°8’ - 1°3’ di sebelah selatan.
Kalau dibandingkan dengan taman nasional lain di Indonesia, ukurannya sedang saja. Taman Nasional ini secara resmi meliputi kawasan 217.991.18 ha (sekitar 1.2% wilayah Sulawesi yang luasnya 189.000 km² atau 2.4% dari sisa hutan Sulawesi yakni 90.000 km²) dengan ketinggian bervariasi antara 200 sampai dengan 2.610 meter di atas permukaan laut. Taman Nasional ini sebagian besar terdiri atas hutan pegunungan dan sub-pegunungan (±90%) dan sebagian kecil hutan dataran rendah (±10%).
WISATA:
TUGU PERDAMAIAN
Salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke Kota Palu, Sulaweswi Tengah, yakni Tugu Perdamaian ‘Nosarara Nosabatutu’.
Tugu ini ditetapkan sebagai ikon perdamaian di wilayah Sulawesi Tengah. Berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 800 meter persegi, tempat ini sangat cocok bagi para traveller untuk melihat hamparan Kota Palu.
Pasalnya letaknya berada diantara bukit berlapis, sebelah timur Teluk Palu, dan tidak jauh dari pusat kota, sekitar 30 menit ditempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Dari Tugu Perdamaian ‘Nosarara Nosabatutu’ Anda dapat melihat mutiara di garis Khatulistiwa, kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk.
Kata Nosarara Nosabatutu sendiri merupakan semboyan dari suku Kaili, yang berarti bersaudara dan bersatu. Sebagaimana diketahui, suku asli Kota Palu adalah Suku Kaili. Namun tak hanya Kaili yang mendiami kota tersebut.
Beragam suku yang mendiami Palu yakni Bugis, Toraja dan Mandar yang berasal dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Gorontalo, Manado, Jawa, Arab, dan Tionghoa.
Keberagaman tersebut pun tumbuh damai di atas tanah Kaili, tanpa adanya perselisihan.
Tepat di samping monumen Tugu Perdamaian, terdapat Gong Nusantara berada berdiameter 2 meter dengan berat 180 kilogram, yang menggambarkan simbol keagamaan, bendera-bendera bangsa, serta lambang daerah atau kota.
OLEH-OLEH KHAS SULAWESI TENGAH:
1.Keripik Pisang Donggala
Keripik Pisang Donggala ini memang menjadi camilan yang di pilih untuk dijadikan oleh-oleh. Keripik donggala ini merupakan buatan dari kabupaten Dinggala yang sudah terkenal di Kota Palu dengan rasanya yang gurih, manis, dan renyah. Nah nunggu apalagi yuk borong keripik pisang donggala!!!
2.Bagea Khas Palu
Bagea Khas Palu ini juga menajdi oleh-oleh khas Kota Palu yang wajib anda beli saat berada di Kota Palu. Jika anda tidak tau Bagea ini apa sih? bagea adalah kue yang terdiri dari sagu, kismis, palmsuker, soda kue, telur, minyak goreng dan camilan ini pas banget di makan saat bersama teman, keluarga, atapun orang tersayang.
Untuk harga nya masih terjangkau dan menemukannya cukup mudah bisa anda temukan di pusat oleh-oleh Khas Kota Palu.
3.Kerajinan Kayu Hitam
Oleh-oleh yang ke enam ini memang sudah menjadi buruan wisatwan karena keindahan kerajinan kayu hitam ini sangat memikat wisatawan lokal bahkan mancanegara. kerajinan kayu hitam ini memiliki berbagai bentuk dan kegunaan diantaranya ada patung, gantungan kunci, kotak perhiasan, jam dan masih banyak lagi pilihan benda kerajinan kayu hitam yang bisa menjadi oleh-oleh anda untuk keluarga, teman, ataupun orang tersayang.
Something to see:
Pantai tanjung karang
Tak jauh dari Pantai Talise kamu bisa menikmati keindahan pantai Sulawesi Tengah lainnya. Pantai Tanjung Karang yang berada di Teluk Kota Palu juga jadi tempat favorit wisatawan. Sama-sama memiliki pasir putih, Pantai Tanjung Karang mengandalkan keindahan bawah lautnya.
Di Pantai Tanjung Karang kamu bisa melihat keindahan koral warna warni ditambah lautan biru dengan gradisi hijau. Pemandangan yang sayang untuk ditinggalkan ini juga akan membuatmu jatuh cinta dengan pantai Sulawesi Tengah.
Pantai tanjung api
Pantai Tanjung Api yang berada di Teluk Tomini, Ampana, Sulawesi Tengah in juga jadi andalan. Tempat wisata Sulawesi Tengah yang satu ini wajib ada di daftar kunjunganmu karena keunikannya. Pantau unik ini terkenal karena pasirnya bisa mengeluarkan api, jadi ya nggak salah kalau pantai ini disebut dengan Pantai Tanjung Api.
Pantai Tanjung api ini jadi wisata Sulawesi Tengah yang dijadikan cagar alam dan sangat dilindungi oleh pemerintah. Kalau dilihat sekilas pantai ini memang seperti pantai-pantai pada umumnya. Pasir pantai yang mengeluarkan api ini akan lebih terlihat saat malam hari.
Pantai sabang, toli-toli
Sabang bukan hanya ada di Aceh saja, Sulawesi Tengah juga punya Pantai Sabang yang nggak kalah indah. Pantai Sabang yang terletak di Kabupaten Toli-Toli ini juga patut dikunjungi. Wisata pantai Sulawesi Tengah yang satu ini tidak akan membuatmu bosan. Hampir mirip dengan Pantai Sabang yang berada di Aceh, pantai ini masih sangat terjaga.
Pantai Sabang memiliki kejernihan air yang luar biasa, jadi kamu bisa bebas melihat berbagai jenis ikan laut. Terumbu karang yang ada di pantai ini juga cukup terawat jadi keindahan alam bawah lautnya memang nggak ada duanya.
Wisata pantai Sulawesi Tengah ini wajib untuk dikunjungi nih ShopBackers. Apalagi kamu yang memang suka banget sama pantai, jadi bukan hanya Bali dan Lombok saja yang punya pemandangan indah.
Something to buy:
Kain Khas Palu
Kacang Goyang
Pia Khas Palu
Something to do:
Pantai kaluku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar